Kopdar 2 #salesgarismudah ~ 2

Menyambung dari artikel Kopdar 2 #salesgarismudah ~ 1 kali ini saya dedikasikan untuk Robert Cau yang telah menuduh saya sebagai follower setianya, sekaligus menantang saya untuk menulis artikel yang bikin dia tersinggung. Saya sama sekali tidak tahu alasan kak IKRAR BIM meminta dia yang berpenampilan congkak itu untuk menjadi narasumber ketiga membawa tema tentang "Sales Jalanan BUKAN Sales Buatan".

Kak Cau, begitulah dia dipanggil, mengawali khotbah-nya dengan kenyataan pahit yang menjangkiti kebanyakan orang yang hadir di seminar, di training atau di kelas. Porsinya terbagi atas:

• 92% orang yang cuma menonton,
• 7% orang yang melakukan apa yang dipelajarinya, tapi
• hanya 1% orang yang berhasil. Dan di antara yang berhasil itu, adalah yang datang di Kopdar kemarin dengan mengenakan jas. Sambil angkuh dia menunjuk dirinya sendiri yang berpakaian kaos oblong putih bersalut blazer abu-abu mirip produk Giorgio Armani .

Kemudian dia menyebutkan ciri-ciri utama sales buatan hasil karbitan:

• susah dapat PIC (kontak pembeli yang tepat);
• kalaupun dapat PIC selalu ditolak;
• toxic mindset (isi kepalanya selalu menyalahkan keadaan atau orang lain); dan
• paling apes IQ-nya tiarap. Tanpa rasa bersalah, dia mengatakan kak Cicillia Veti Irnawati yang duduk di depan saya, masih mending tidak tiarap dan walaupun sudah berdiri tapi tetap terlihat jongkok.

Kak Cau lalu memaparkan 4 kuadran pekerjaan hadirin peserta Kopdar. Mukanya aja sih, mirip Robert T. Kiyosaki, tapi 4 kuadrannya beda lagi.

• Kuadran 1 adalah yang bergaji di bawah UMR (apakah dia tidak tahu bahwa UMR sudah tidak ada, diganti UMP?) dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
• Kuadran 2 adalah yang gajinya sama dengan UMR dan bangga bisa punya rumah dan kendaraan walaupun ngutang.
• Kuadran 3 adalah yang gajinya 30% di atas UMR dan sudah mampu memiliki mobil yang bagus, masih ngutang juga.
• Kuadran 4 adalah para SULTAN yang gak perlu takut sama jam kerja dan tidak khawatir dengan gaji bulanan. Mereka punya banyak waktu sehingga bisa selalu sedia jadi narasumber tanpa memotong cuti tahunannya. Kembali lagi Kak Cau membanggakan dirinya sendiri yang punya banyak waktu, terbang dengan pesawatnya sendiri dan hadir sebagai pembicara.

Kisah berpindah kepada diri Kak Cau yang bernostalgia dengan pengalaman hidupnya yang memprihatinkan, sehingga semangkuk indomi rebus pun jadi hiburan yang sangat membahagiakan. Menurut pengakuannya sendiri, CEO PT. LEITER Indonesia itu memulai usahanya sejak lulus SLTA sebagai kuli angkut barang di pasar. Dari jalanan itu dia memandang kondisinya berada di lantai terbawah dari bangunan Piramida 4 lantai.

Bayangkan sebuah Piramida 4 lantai yang di setiap lantainya diisi oleh orang-orang yang berada di pasar.

• Di lantai dasarnya adalah para budak seperti kuli panggul, sedangkan
• satu lantai di atasnya adalah para pelayan toko.
• Kemudian satu lantai di atasnya lagi adalah para penjual atau pemilik usaha, dan
• yang di lantai paling atas adalah para pembeli alias raja-raja. Kak Cau yang cuma lulusan SLTA ini sepertinya kenal istilah pembeli adalah raja dari strata sosial yang dihadapinya saat itu.

Sebagai kuli panggul, dia mulai sering bermimpi basah akibat kebanyakan nonton. Dari tontonannya itu Kak Cau melihat bahwa rata-rata orang kaya di dunia ini terdiri dari 3% artis (pemeran film), 7% atlet olahraga (luar negeri, karena atlet dalam negeri saat itu masih belum bernasib baik), 15% investor (pemilik saham), dan 75% entrepreneur (pengusaha) yang mengelola uang (sambil mengelabui) para investor.

Menyadari bahwa dirinya tidak berkemampuan, Kak Cau mendapat wawasan baru:

• dia memerlukan kecerdasan. Bermodal kecerdasan itu dia dapat memiliki keinginan akan segala kebutuhan hidupnya. Jika dia berkebutuhan, maka dia akan mencari kesempatan. Dengan kesempatan itu dia dapat mengasah berbagai macam keterampilan.
• Sebaliknya, dengan memiliki keterampilan dia dapat menciptakan kesempatan atau peluang. Peluang-peluang itu dapat memenuhi kebutuhannya, yaitu uang. Dengan uang itu dia bisa mendidik dirinya menjadi lebih cerdas lagi. Vice versa.

Sehingga dia pun melanjutkan pendidikannya, berkuliah. Karena Kak Cau yakin, sukses itu cuma ditentukan oleh soal MAU dan BISA, MAU tapi TIDAK BISA, BISA tapi TIDAK MAU, atau TIDAK MAU dan TIDAK BISA. Ketika tidak punya uang untuk mewujudkan cita-cita, berusahalah sungguh-sungguh, bahkan jika perlu curi uang mertua, lakukanlah. Jangan curi uang milik orang tua, karena itu durhaka dan bikin sengsara.

Sebagai pamungkas dan menggenapi seluruh kesombongannya, Kak Cau menyampaikan tips-tips yang dimiliki oleh Sales Jalanan :

• berkomunikasi kaya DEWA (bicara tanpa ragu dan hambatan, sambil promosi kursus Bicara Itu Mudah )
• interview kaya JAKSA (namanya sales jangan mudah menerima penolakan, kejar terus hingga dapat closing)
• konsisten kaya PLAYBOY JAWA (seperti usaha kak IKRAR BIM ketika mempersunting kak Lila L )
• ciptakan OPPORTUNITY (dengan mengasah keterampilan dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya)
• ganteng dan cantik kaya PRIMADONA (jaga penampilan, bersih, wangi, senyum, renyah)
• NEVER GIVE UP (jangan pernah menyerah, walaupun humornya gak lucu yang penting terus berusaha, berlatih, kalau perlu menyewa orang untuk tertawa)

Foto cover adalah suasana ketika setiap kata-kata Kak Cau meluncur deras bagai anak-anak panah yang menghujam, menusuk-nusuk, melukai hati, kemudian mengubah segalanya jadi tawa. Di akhir acara, saya menunjukkan kepada Robert Cau sang komedian, bahwa sebelumnya saya bukan follower dia, dan artikel ini benar-benar tulus saya tulis untuk membuatnya tersinggung.

Satu KEY TAKEAWAY aja dari Kak Cau yang disimpulkan oleh Kak Lila L : boleh saja salah pilih pasangan, tapi jangan sampai salah pilih mertua.

Bersambung ke Kopdar 2 #salesgarismudah ~ 3 untuk Key Takeaways dari Pak David Maksud dan Bro Martyn Terpilowski