Green Industry Standard, CBAM and Implementation of Decarbonization in Indonesia

Decarbonization is the process of reducing carbon emissions in the atmosphere, especially carbon dioxide which comes from burning fossil fuels. “Decarbonization” means a shift from the use of fossil fuels such as coal, natural gas or oil to carbon-free and renewable energy sources.

Decarbonization in the industrial sector is a must, so that carbon-intensive Indonesian manufactured products can be exported and accepted in all countries. One example of an imported product transaction mechanism is CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism).

The policy issued by the European Union is based on this principle: Users of imported products manufactured without "sustainable" principles are required to purchase carbon certificates/pay carbon tax. In its implementation, companies that have not carried out decarbonization will be subject to certain tariffs when exporting their products to the European Union. Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) is a policy to reduce carbon emissions by increasing tariffs or entry taxes on imported goods into European Union countries. The implementation of CBAM aims to encourage producers to reduce emissions in production. CBAM will impose tax on imported non-European Union products that adjusts the EU Emission Trading System (ETS) price and the carbon price applied in the producing country. CBAM will be implemented from 1 October 2023 onwards by reporting the amount of emissions contained in products without paying carbon tax.

In the first stage, CBAM will be applied to aluminum, iron and steel, cement, fertilizer, and electricity and hydrogen energy products. There are plans in place to expand its coverage in sectors such as agriculture, textiles, electronics and IT. This policy is in line with World Trade Organization (WTO) guidelines for reducing carbon emissions worldwide.

CBAM, which essentially subjects the carbon tax, will be fully implemented starting in 2026, the process importers are going through include :

? Importers of EU goods covered by CBAM will register with the national authority where they can also purchase a CBAM certificate. The price of the certificate will be calculated based on the weekly average auction price of EU ETS permits expressed in €/ton of CO2 emissions.

? EU importers will declare the emissions contained in their imports and submit a number of certificates each year.

? If the importer can prove that a carbon price has been obtained during the production of the imported goods, the amount can be reduced.

In Indonesia, the plan to implement CBAM has been anticipated by the government and industry. Decarbonization in the industrial sector is inevitable so that carbon-intensive Indonesian manufactured products can be exported and accepted in all countries. A number of regulations and road maps are being prepared and a number of carbon tariffs/taxes are being calculated. Decarbonizing Indonesia's industrial sector requires workable domestic carbon tariffs and understanding the impact of international carbon tariffs, such as the Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM). Regulations and institutions are needed for a decarbonization strategy.

One example is the RE 100 Movement, an initiative carried out by a number of international corporations, whose implementation requires vendors/suppliers to have implemented sustainability aspects.

Increasing SIH implementation and CBAM implementation, which is currently being tested and will be fully implemented in 2026, will catalyze the Energy Transition in Indonesia to achieve the long-term goal of NZE in 2060 or Industrial NZE in 2050. Opportunities for accelerating the transition to renewable energy, fossil fuel conversion, efficiency energy and electrification associated with global carbon pricing schemes will further accelerate.

The Ministry of Industry issued guidelines for preparing the oldest Green Industry Standards (SIH) in the Minister of Industry Regulation Number 51/M-IND/PER/6/2015 which is part of the mandate of Law No. 3 of 2014 concerning Industry. SIH is a reference for industry players in preparing context related to raw materials, auxiliary materials, energy, production processes, products, business management, waste management and/or other aspects aimed at realizing a green industry.

?

In the coming decade, this SIH will be mandatory for all industries, Indonesian Ministry of Industry data for 2022 states that greenhouse gas (GHG) emissions from the industrial sector in Indonesia are contributed by; Energy use in industry is 64%, industrial waste emissions are 24% and the production process and product use (IPPU) is 12%.

Decarbonization is a global business activity that is both rewarded and penalized, driven by the global community and supported by various funding, this positive condition is a guarantee for rapid development. Decarbonization takes place in existing plants, existing industries with 2 options to participate or not, but only 1 correct action is to participate in decarbonization.

?

SIH, CBAM dan Implementasi Dekarbonisasi di Indonesia.

Dekarbonisasi merupakan proses pengurangan emisi karbon diatmosfer, terutaman karbon dioksda yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. "Dekarbonisasi" berarti beralih dari penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam atau minyak ke sumber energi bebas karbon dan terbarukan.

Dekarbonisasi di sektor industri adalah suatu keharusan agar produk-produk Indonesia yang padat karbon dapat diekspor dan diterima secara global. Beberapa negara telah memberlakukan proses industri berkelanjutan yang serupa dengan standar industri hijau di Indonesia. Salah satunya adalah contoh mekanisme pembatasan produk impor melalui CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism).

Kebijakan yang ditetapkan oleh Uni Eropa memiliki dasar : Pengguna produk import yang diproses tanpa prinsip “berkelanjutan” diharuskan membeli sertifikat karbon/membayar pajak karbon. Dalam implementasinya perusahaan yang belum melakukan dekarbonisasi akan dikenakan tarif tertentu ketika mengekspor produknya ke Uni Eropa. Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) adalah kebijakan pengurangan emisi karbon dengan menambah tarif atau pajak bea masuk terhadap barang impor kenegara Uni Eropa. Pemberlakuan CBAM bertujuan untuk mendorong produsen mengurangi emisi dalam produksi. CBAM akan memberlakukan pajak pada produk impor non-Uni Eropa yang menyesuaikan antara harga EU Emission Trading System (ETS) dan harga karbon yang dibayarkan di negara negara produsen. CBAM diberlakukan sejak 1 Oktober 2023 dengan pelaporan jumlah emisi yang terkandung dalam produk tanpa pembayaran pajak karbon.

Pada fase pertama, CBAM akan diberlakukan pada produk aluminium, besi dan baja, semen, pupuk, dan energi listrik dan hidrogen. Direncanakan untuk memperluas cakupannya ke sektor seperti pertanian, tekstil, elektronik, dan TI. Kebijakan ini sejalan dengan pedoman Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengurangi emisi karbon di seluruh dunia.

CBAM yang esensinya penerapan pajak karbon akan diberlakukan secara penuh mulai tahun 2026, importir akan melalui proses sebagai berikut :

? Importir barang-barang Uni Eropa yang tercakup dalam CBAM akan mendaftar ke otoritas nasional di mana mereka juga dapat membeli sertifikat CBAM. Harga sertifikat akan dihitung berdasarkan harga lelang rata-rata mingguan tunjangan ETS UE yang dinyatakan dalam €/ton emisi CO2.

? Importir UE akan menyatakan emisi yang terkandung dalam impor mereka dan menyerahkan sejumlah sertifikat setiap tahunnya.

? Jika importir dapat membuktikan bahwa harga karbon telah dibayar selama produksi barang impor, jumlah tersebut dapat dikurangkan.

Di Indonesia, rencana penerapan CBAM ini telah diantisipasi oleh pemerintah dan industri. Dekarbonisasi di sektor industri menjadi suatu keharusan agar produk-produk Indonesia yang padat karbon dapat diekspor dan diterima secara global. Sejumlah regulasi dan peta industri sedang dipersiapkan serta sejumlah tarif / pajak karbon sedang dihitung. Mendekarbonisasi sektor industri Indonesia memerlukan tarif? karbon domestik yang bisa diterapkan dan memahami dampak tarif karbon internasional, seperti Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM). Diperlukan regulasi dan kelembagaan untuk strategi dekarbonisasi.

Salah satu contoh adalah Gerakan RE 100, sebuah prakarsa yang diusung oleh sejumlah korporasi internasional, yang pada implementasinya mensyaratkan para vendor/supplier, haruslah sudah menerapkan aspek-aspek keberlanjutan.

Peningkatan implementasi SIH dan implementasi CBAM yang sekarang sedang uji coba dan akan berlaku penuh tahun 2026 akan mengkatalisasi transisi energi di Indonesia untuk mencapai tujuan jangka panjang NZE pada 2060 atau NZE Industri tahun 2050. Peluang percepatan transisi ke energi terbarukan, konversi bahan bakar fosil, efisiensi energi dan elektrifikasi terkait dengan skema penetapan harga karbon global akan semakin terakselerasi.

Kememperin menerbitkan pedoman penyusunan Standar Industri Hijau (SIH) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 51/M-IND/PER/6/2015 yang merupakan bagian dari amanat UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. SIH merupakan acuan para pelaku industri dalam menyusun secara konsensus terkait dengan bahan baku, bahan penolong, energi, proses produksi, produk, manajemen perusahaan, pengelolaan limbah dan atau aspek lain yang bertujuan untuk mewujudkan industri hijau.

Hampir 1 satu dekade, SIH ini akan diwajibkan untuk semua industri.

Data Kememperin Indonesia 2022, menyebut bahwa emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor industri di Indonesia disumbang oleh : penggunaan energi di industri 64%, emisi dari limbah industri 24% dan proses produksi dan penggunaan produk atau Industrial Process & Product Use (IPPU) sebesar 12%.

Dekarbonisasi adalah kegiatan bisnis global yang meliputi reward (penghargaan) dan penalty (penalti) dan didorong secara global dengan prinsip prinsip berkelanjutan serta didukung beragam pendanaan Kondisi positif ini adalah jaminan untuk berkembang dengan cepat. Dekarbonisasi berlangsung pada proyek saat ini, industri saat ini dengan 2 pilihan untuk ikut atau tidak, namun hanya 1 tindakan yang benar yaitu ikut melakukan dekarbonisasi.

?

Sources

https://www.dhirubhai.net/pulse/navigating-impact-cbam-fashion-textile-industry-frontier-cool-mqpxc/???????????

https://taxation-customs.ec.europa.eu/carbon-border-adjustment-mechanism_en#cbam

Kemeperin BAPPENAS, Perkembangan Ekonomi Indonesia, Triwulan III, 2023