Effective follower dan urgensinya di organisasi

Walaupun tidak banyak yang membicarakan mengenai followership, akan tetapi menurut saya topik ini merupakan topik yang menarik untuk dibahasa terutama ditengah banyaknya diskusi mengenai leadership. Saya kembali teringat dalam sebuah pembicaraan bersama seorang teman, Hanna Keraf , yang juga beranggapan pentingnya hal ini.?

Diskusi mengenai organisasi banyak berfokus pada leadership, tentang bagaimana idealnya sebuah leadership seharusnya dilakukan. Banyak yang melupakan tentang pentingnya pengikut atau follower dalam organisasi, karena tanpa adanya follower maka fungsi leader menjadi hal yang tidak lagi relevan. Dalam banyak project, pekerjaan atau organisasi, agar bisa berjalan dengan effective, maka perlu di support oleh mereka yang secara suka rela dan memposisikan diri sebagai follower. Ingat bukan hanya berjalan baik, akan tetapi berjalan secara effective. Tentu saja kepemimpinan yang efektif menjadi hal yang penting, akan tetapi memiliki pengikut atau follower yang efektif juga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan dan keefektifan sebuah pekerjaan.

Bila ingin sedikit pesimis, Pemimpin belum tentu pemimpin yang baik, sedangkan team member belum tentu follower yang effektif. Akan tetapi saya seorang optimist yang percaya pada dasarnya setiap manusia adalah mahluk yang baik, yang senantiasa mencari jalan untuk menjadi versi terbaiknya. Robert Kelley dalam tulisannya di Harvard Business Review menyatakan hal yang membedakan antara follower yang efektif dan yang tidak adalah adalah tingkatan independensi dan kemampuan untuk berpikir secara kritis, hal lain yang menjadi penentu adalah level keaktifan dan individu tersebut, Secara skema maka akan dapat dibagi 5 kelompok follower sesuai dengan gambar di bawah.?

Mereka yang masuk dalam kelompok sheep adalah mereka yang passive, dependent dan tidak memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, untuk beberapa pekerjaan yang hanya perlu dikerjakan layaknya mesin akan cocok bila dilakukan oleh mereka yang masuk dalam kategori ini. Mereka cenderung Passive, tidak memiliki inisiatif dan minim rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.?

Yes People, mungkin akan lebih aktif, akan tetapi tidak mampu berpikir secara kritis dan sangat tergantung pada atasannya. Anda tidak bisa berharap untuk menjadikan kelompok ini sebagai teman berdiskusi untuk membangun judgement, karena sering kali kelompok ini adalah mereka yang hanya akan mengiyakan apa yang atasan katakan. Dan keterbatasan kemampuan berpikir kritis tentunya akan menjadi hambatan bagi mereka membangun judgement yang adequate. Bagi sebagian leader dengang kepercayaan diri yang rendah dan juga lemah dalam membuat judgement cendrung menyukai kelompok ini, karena mungkin lantas merasa bahwa judgementnya disetujui oleh team member atau followernya. hampir mirip dengan pengambilan keputusan atas dasar suara terbanyak, bila diteruskan secara jangka panjang dinamika ini bisa jadi melemahkan organisasi.?

Allianated follower bersikap kritis dan independent, akan tetapi karena ada di quadrant kiri, mereka cenderung passive dalam menjalankan pekerjaannya. Akan ada tantangan dalam menghadapi kelompok ini, Karena sering kali mereka menjadi sangat negative dan menolak perubahan.?Walaupun mampu untuk berpikir secara kritis, akan tetapi karena keterikatannya dengan organisasi yang rendah membuat inisiatif yang diberikan lantas bisa jadi tidak sejalan dengan tujuan organisasi.

Di area tengah quadrant tentunya ada kelompok yang kita kenali sebagai suvivor, kelompok ini tanya mencoba untuk bertahan, akan tetapi sering kali beraad dalam zona nyaman. Takut melakukan kesalahan, dan mungkin juga takut untuk melaporkan kesalahan karena khawatir untuk berkonflik.?

Di quadrant kanan atas, kita akan mendapati effective follower, profile yang mungkin didambakan oleh banyak leader, terutama bagi saya yang sering ada di organisasi yang bergerak cepat dan dinamis. Tugas, pekerjaan akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya, karena bagi mereka hal tersebut merupakan bagian dari pengembangan diri, sebagai sebuah karir. Definisi saya mengenai karir adalah pengalaman yang bertambah. Mereka memiliki energy tidak hanya untuk melakukan pekerjaannya akan tetapi juga untuk mengembangkan diri. Mereka adalah individu yang assertive yang menghormati leader, akan tetapi di satu sisi adalah rekan setara yang bisa menjadi teman berdiskusi. Mereka adalah individu yang mau mengambil resiko, self starter dan problem solver yang independent.?

Akar dari effective follower adalah self management, kemampuan ini lah yang membuat effective follower dapat bekerja secara mandiri bahkan dalam supervisi yang minimal. Follower yang efektif adalah individu yang bisa menjalankan delegasi dengan baik. Sisi lain dari effective follower adalah kemampuannya memposisikan diri secara setara dengan leadership di organisasi. Tentunya akan sangat berpengaruh dalam dinamikanya, karena kepercayaan diri yang dimiliki. Mereka tidak akan ragu berdiskusi dan memiliki pendapat yang berbeda dengan atasannya, akan tetapi tetap menghormati perbedaan dan keputusan akhir yang ditetapkan untuk dijalankan. Mungkin profile sepeti ini akan sedikit mendapatkan tantangan dalam organisasi yang hierarkial, akan tetapi effective follower secara general akan membawa pengaruh positive bagi organisasi. Mereka berwawasan luas, jujur dan tidak takut untuk memiliki pendapat yang berbeda. Mereka bisa jadi referensi yang akan menyeimbangkan proses pengambilan keputusan, cara kerja yang transparan, membuat semua orang akan memiliki visibility yang sama. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang baik, karena akan membuat semua orang dalam koridor yang benar. Hanya saja bagi leader yang memiliki etika kerja yang dipertanyakan, akan melihat profile ini sebagai sebuah ancaman.?

Lantas, bila seefektif ini mengapa menjadi follower? Dalam banyak setting kehidupan baik personal ataupun profesional, kita tidak bisa menghindari posisi sebagai follower. Bahkan seorang CEO dari sebuah perusahaan, bisa jadi merupakan anggota dari sebuah organisasi profesional atau olah raga atau apapun itu. mengutip Aristoteles he who has never learned to obey cannot be a good commander.? Untuk menjadi pemimpin yang baik, perlu untuk menjadi follower yang baik. dalam tulisan lain mungkin saya akan menulis tentang bagaimana mewujudkan kultur organisasi yang dapat menunjang terwujudnya effective follower.? Dalam masa dimana organisasi menjadi semakin sederhana atau bahkan pekerjaan bisa jadi dilakukan tanpa ada hirarki yang mengikat, maka akan sulit untuk mencapai tujuan tanpa didukung oleh mereka yang bekerja dibelakang layar dan mengambil posisi sebagai follower, terlebih bila follower yang ada bukan follower yang efektif. Leader akan terus menerus melakukan fungsi supervisi yang berlebihan bila gagal membentuk follower yang effective. Tentu ini bukan hanya pekerjaan rumah seorang leader, akan tetapi organisasi secara umum harus bisa mewujudkan iklim yang mengarahkan semua anggotanya untuk bersikap layaknya follower yang effective. Dengan demikian leader bisa fokus pada hal-hal yang strategic, sedangkan mereka yang menjadi bagian dari team akan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya karena mereka adalah profesional yang bertanggung jawab yang mampu bekerja secara autonomous bahkan dalam kondisi yang minim supervisi. Mungkin visi dan ide besar dari seorang founder hanya akan menjadi ide bila dalam perwujudannya para founder tidak didukung oleh follower yang membatunya mewujudkan ide tersebut.?

要查看或添加评论,请登录

Satri Purwito的更多文章

  • How distractions can sometimes make work better

    How distractions can sometimes make work better

    On a Friday afternoon, after a series of back-to-back meetings, my eyes caught an email notification about the farewell…

  • Belajar dari Ojek Online

    Belajar dari Ojek Online

    Moda transportasi saya setiap hari kombinasi dari berkendara dengan kendaraan pribadi, bus Transjakarta atau…